Kamis, 27 Februari 2014

Daripada Beriklan, Rizal Ramli Lebih Memilih Dirikan Rumah Cerdas

[RR1online]:
SEBAGAI salah satu Kandidat Calon Presiden (Capres) 2014 versi Konvensi Rakyat yang kini telah mendapat aspirasi cukup luas dari rakyat, DR. Rizal Ramli (RR1) tentunya juga sudah bisa “menjual diri” melalui iklan di layar televisi seperti yang telah dilakukan oleh sejumlah figur lainnya. Dan meski memang belum menjamin seseorang bisa lolos menjadi capres atau cawapres, tetapi dengan beriklan seseorang tentu akan bisa lebih cepat menjadi populer dan terkenal.

Sayangnya, meski Rizal Ramli juga mungkin sanggup menyediakan anggaran untuk beriklan, namun nampaknya ia belum tertarik memajang wajahnya di sejumlah stasiun televisi.

Umumnya, seseorang yang tampil beriklan di televisi untuk meminta dukungan dari masyarakat, secara bisnis  tentulah hanya menguntungkan pengelola media (televisi) tersebut, sementara rakyat tidak mendapatkan manfaat langsung dari penanyangan iklan tersebut.

Selain itu, beriklan di televisi “di saat sekarang” dengan biaya yang tidak sedikit oleh sosok yang bermaksud untuk didukung sebagai capres itu adalah tentu menunjukkan, bahwa sosok tersebut sudah sangat jelas memiliki ambisi dan kepentingan politik yang sangat besar.

Sehingga itu untuk sementara ini sambil menunggu waktu yang tepat, dengan senang mantan Menko Perekonomian ini pun lebih memilih bersentuhan dan bertemu langsung dengan masyarakat melalui kegiatan yang juga langsung bermanfaat bagi masyarakat, misalnya dengan mendirikan “Rumah Cerdas” dan juga “Rumah UKM” yang telah beroperasi di beberapa daerah, seperti di Gunungkidul-Yogyakarta, dan di Jalan Sunda No.91-Kota Bandung, juga Rumah UKM di Karanganyar-Jawa Tengah.

Dan inilah kiranya salah satu sisi yang membedakan Rizal Ramli dengan sosok Capres lainnya. Di mana, kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh Rizal Ramli karena memang adalah merupakan salah satu “karakter pembawaan yang alami” dan asli dimiliki Rizal Ramli selama ini. Atau dengan kata lain bahwa inilah “salah satu ciri khas” dari Rizal Ramli.

Artinya, gagasan mendirikan Rumah Cerdas sesungguhnya tidaklah ditimbulkan secara rekayasa lantaran ingin mendapat dukungan sebagai capres, melainkan karena memang hal tersebut adalah merupakan “latarbelakang dari jiwa” Rizal Ramli yang telah terbentuk sejak dahulu kala.

Latarbelakang jiwa yang dimaksud tersebut di antaranya adalah, bahwa sebelum menjadi anak yatim-piatu pada usia hampir tujuh tahun, ibunda Rizal Ramli memang adalah seorang pendidik (guru), yang ia ingat betul bahwa dari didikan ibunya itulah Rizal Ramli meski belum bersekolah namun sudah pandai membaca.

“Ibu saya adalah seorang guru, jadi beliau mudah mengajari saya untuk cepat membaca. Dan bagi saya, pandai membaca adalah modal utama untuk bisa lebih baik,” ujar Rizal Ramli di suatu kesempatan.

Saat Rizal Ramli sudah berstatus yatim-piatu dibawah asuhan neneknya di Bogor, kebiasaan membaca Rizal Ramli  tidak surut, bahkan semakin menjadi-jadi. Terlebih ketika ia sudah masuk bersekolah SD Hutabarat Bogor, SMP dan SMA juga di Bogor, mulai komik, cerita pendek, hingga buku-buku science semuanya dibaca dengan lahapnya. Bahkan ia sangat senang ketika neneknya menyuruhnya untuk membacakan koran.

Pada masa SMA, kegemaran membaca Rizal Ramli semakin tinggi, sementara pada masa itu jumlah buku-buku di Bogor juga masih terbatas. Akhirnya ketika itu, ia pun menulis surat ke luar negeri agar bisa mendapatkan bantuan buku lebih banyak. Dan nyatanya, Rizal Ramli berhasil dikirimi buku-buku, baik dari teman korespondensinya maupun dari lembaga-lembaga penyedia lainnya. Sebagian buku-buku bahkan ia sumbangkan dan dimasukkan ke dalam perpustakaan Pemda Bogor kala itu.

Tak hanya sampai di situ. Ketika Rizal Ramli sebagai aktivis Mahasiswa ITB dijebloskan ke dalam penjara karena menentang keras rezim Orde Baru, ia bisa lebih tenang melalui hari-harinya di penjara Sukamiskin-Bandung dengan membaca buku-buku sepanjang hari. Buku-buku tersebut sebagian adalah pemberian dari teman-teman seperjuangannya.

Sebelumnya, sebagai aktivis Mahasiswa tahun 1977/1978, Rizal Ramli memang pula telah membentuk sebuah gerakan yang secara sepakat ia namai: “Gerakan Anti-kebodohan.”

Dan itulah kiranya yang melatarbelakangi alasan mengapa Rizal Ramli secara tulus dan ikhlas saat ini lebih memilih mendirikan Rumah Cerdas. Terlebih pula karena memang Rumah Cerdas ini diyakini bisa lebih mendatangkan manfaat besar bagi masyarakat. Sehingga paling tidak, dengan Rumah Cerdas ini diharapkan ke depan agar masyarakat tidak lagi menjadi pihak yang selalu dibodoh-bodohi.

Secara fisik, Rumah Cerdas tak perlu didirikan secara mewah. Sebab yang penting adalah manfaat yang dapat ditimbulkan dari Rumah Cerdas itu jika digunakan dengan sungguh-sungguh maka akan bisa membuat wawasan dan bahkan masa depan bisa menjadi “mewah”.

Sehingga itu kehadiran Rumah Cerdas yang digagas dan diprakarsai oleh Rizal Ramli tersebut adalah terbuka untuk umum.  Yakni mulai dari pelajar sekolah, anak putus sekolah, anak jalanan, pengamen, dan lain semuanya. Untuk menggunakan sarana dan fasilitas yang ada di dalam Rumah Cerdas tersebut, para pengunjung tentu saja tidak dipungut biaya sedikit pun.

“Pada dasarnya ini perpustakaan, tapi juga ada mentoring, kemudian ada adik-adik yang ingin belajar komputer, (silakan) ingin belajar internet,” kata Rizal Ramli saat meresmikan penggunaan Rumah Cerdas di Jalan Sunda No.91-Kota Bandung, Jawa Barat, pada Minggu (23/2/2014).

Buat anak-anakku di sini,  walau kalian hidup dari mengamen dan mengemis jangan pernah menyerah. Orang yang teruji adalah orang yang berhasil mengalahkan ujian, kegagalan, kepahitan, dan kemiskinan serta mengubah menjadi sukses di masa depan.  Kita akan tunjukkan, bahwa walau kita miskin, yatim piatu, dan dilecehkan, kita tetap bisa maju. Saya sudah buktikan itu,” ujar Rizal Ramli menyemangati para anak pengamen jalanan dan pengemis yang ikut menghadiri pembukaan Rumah Cerdas di Kota Bandung tersebut.
-------------
Sumber: KOMPASIANA